
Marutma, biasa disamakan dengan Martaban (G. Coedes, The Indianized of Southeast Asia, 1968 hal. 219) terletak di delta sungai Saluen, adalah kerajaan Mon. Sejak timbulnya kerajaan Burma dan Sukhothai dalam abad tigabelas, kerajaan Mon ini menjadi rebutan antara bangsa Burma dengan bangsa Thai. Pada tahun 1201 kerajaan Mon berhasil dikuasai oleh Waweru dari suku Thai dengan bantuan Tarabaya yang mengakibatkan kematian kedua belah pihak. Martaban pada tahun 1318 jatuh dalam kekuasaan bangsa Thai di bawah peemerintahan Lai Thai, putera Rama Khamheng ; diperintah bangsa Thai sampai tahun 1347, ketika bangsa Mon berhasil menggulingkan kekuasaan Lai Thai dan membebaskan negaranya dari kekuasaan bangsa Thai. Demikianlah dalam pertengahan abad empatbelas kerajaan Mon di Martaban adalah negara merdeka dan menjadi tetangga daerah bawahan Majapahit di Semenanjung Melayu.
Kerajaan Campa dengan ibukota Wijaya (Caban) di dekat kota Binhdinh, terletak di pantai Timur Vietnam, adalah kerajaan lama yang telah dikenal sejak permulaan abad Masehi. Campa mengadakan hubungan persahabatan dengan Jawa sejak jaman pemerintahan raja Kertanegara yang memerintah Singasari dari tahun 1270 sampai tahun 1292. Konon puteri Tapasi dari Singasari kawin dengan raja Jaya Singawarman III dari Campa (G. Coedes, The Indianized States of Southeast Asia, 1968, hal. 217). Berkat perkawinan itu raja Jaya Singawarman melarang tentara Tartar yang berlayar ke Jawa pada akhir tahun 1292 untuk menghukum raja Kertanegara, mendarat di pantai Campa.
Pada tahun 1314 Campa diperintah oleh Tran-Minh-tong, yang juga dikenal sebagai Che Nang dalam sejarah Vietnam. Setelah gagal usahanya untuk merebut kembali daerah bagian Utara dari kekuasaan bangsa Vietnam, ia diusir dari negaranya. Konon Che Nang mengungsi ke Jawa pada tahun 1318, pada waktu itu Majapahit diperintah oleh Jayanegara.
Silahkan melanjutkan ke bagian ketiga.
0 Response to "Terbongkar HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA (2)"
Posting Komentar