
Serat Kanda dan Babat Tanah Jawi memberitakan bahwa pada permulaan abad limabelas raja Brawijaya dari Majapahit kawin dengan puteri Campa (seorang muslim) yang bergelar puteri Dwarawati. Oleh karena puteri Campa itu meninggal pada tahun 1448 seperti tercatat dalam batu nisannya di Trawulan (Dr. J.L.A. Brandes, Pararaton, hal. 197). Ia meninggalkan Campa kira-kira pada jaman pemerintahan Indrawarman. Hal yang membingungkan adalah, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya agama Islam di Campa sebelum tahun 1471, sehingga berita tentang puteri Campa (oleh Pararaton) di atas sama sekali tidak cocok dengan epigrafi Campa, oleh karenanya persoalan ini merupakan persoalan yang tidak gampang pemecahannya.
Sebaliknya pengumuman kaisar T'ai-tsu pada tahun 1370 yang mendirikan dinasti Ming sejak jatuhnya dinasti Yuan pada tahun 1368, jelas-jelas menyatakan bahwa pada tahun 1370 Campa telah mengadakan hubungan persahabatan dengan Cina. Hubungan persahabatan ini meningkat pada permulaan abad limabelas dalam pemerintahan kaisar Yung-lo berkat aktivitas duta keliling Cheng-Ho. Campa merupakan pelabuhan penting dan dijadikan pangkalan untuk melancarkan aktivitas Cheng Ho ke daerah-daerah Asia Tenggara. Kiranya persoalan Puteri Campa ini perlu dikaitkan dengan aktivitas duta keliling Cheng Ho tersebut, yang memang jelas-jelas telah memeluk agama Islam. Masalah ini dibahas dalam tulisan yang berjudul "The Coming of Islam to Majapahit" (Slametmuljana, "Islam in Java before the foundation of Islamic state of Demak" di Nanyang Society Journal, vol. 27, hal. 41-82).
Mengenai hubungan antara Majapahit di satu pihak dan Kamboja serta Dai Viet (Yawana) di lain pihak, seperti dinyatakan dalam Negarakertagama pupuh XV, tidak terdapat beritanya, baik dalam karya-karya sejarah maupun dalam epigrafi.
0 Response to "Terbongkar HUBUNGAN DENGAN NEGARA TETANGGA (3)"
Posting Komentar