Pura tambangan badung terletak di pusat kota denpasar, tepatnya di banjar pemedilan kerandan, desa pemecutan denpasar. Lokasi pura ini sangat strategis dan sangat mudah dijangkau, tepatnya di sebelah barat pasar pasah pemedilan, yang terletak di jalan gunung batur denpasar.
SEJARAH PURA TAMBANGAN BADUNG
Pura tambangan badung merupakan salah satu jajaran pura tua yang ada di bali. Pura ini sudah berdiri sebelum anglurah pemecutan pertama berkuasa.Kemudian dalam peralanannya, pura tambangan badung diperluas dan dipugar oleh bhatara sakti raja badung, kemudian diempon oleh puri agung pemecutan.setelah diperluas oleh raja badung, Pura tambangan badung beberapa kali mengali proses perehaban diantaranya adalah pada tahun 1928 dan tahun 1990.
Di dalam tutur babad karana, diceritakan pura tambangan badung dulunya bernama pura taman, kemudian berubah menjadi pura ayu penestaran panembahan badung, sebelum menjadi pura tambangan badung. tutur babad karana juga menceritakan tentang keadaan pura di lingkungan soring jagat badung, yang erat kaitannya dengan puri dan pura panembahan badung dan bebanjaran di lingkungan pemecutan .Dengan luas keseluruhan areal pura berkisar dua hektar, Pura tambangan badung dibagi menjadi tiga mandala dengan komposisi pelinggih lebih banyak terletak di utama mandala. Di mandala pertama yang terletak tepat di depan pasar, terdapat dua buah meriam yang menghiasi candi bentar yang dusebut dengan gora dan gori.
Di mandala kedua, terdapat sebuah bangunan terbuka yang berfungsi sebagai wantilan pura. Lepas dari madya mandala, kita akan memasuki utama mandala dengan melewati sebuah candi kurung unik, dihiasi dengan dua buah arca di kanan kirinya yang disebut dengan arca jaksa dan jaksi.Utama mandala, merupakan areal yang paling luas dan dipenuhi dengan pelinggih pelinggih, termasuk pelinggih pokok pura.
Bila dilihat , utama mandala pura tambangan badung sekilas tampak mirip dengan suasana di sebuah kerajaan. Salah satu keunikan dari pura ini, adalah adanya dua pemedalan yaitu pemedalan siwa dalem tambangan badung di sisi timur, dan pemedalan ida bhatari durga di sisi barat.Jajaran pelinggih yang menghiasi utama mandala tersusun apik sesuai fungsi dan kedudukannya masing masing.
Ada beberapa pelinggih yang sangat unik, diantaranya adalah pelinggih hyang ibu candi yang struktur bangunannya berbentuk candi, yang didalamnya terdapat dua buah lingga. Konon di bawah candi inilah dipendam prasasti prasasti penting yang mengisahkan tentang pura dan kerajaan bali.Pelinggih pokok pura, adalah pelinggih luhur kaler atau yang juga disebut dengan anglayang, linggih ida bhatara siwa ring gunung agung, batur, gunung jati. Bentuk pelinggih ini layaknya padmasana yang dilengkapi dengan bedawang nala dan naga sebagai hiasannya.
Di sebelah pelinggih pokok, berdiri pelinggih gedong dalem tambangan badung yang merupakan stana dari siwa dalem dan ratu ngurah ratu agung kiwa tengen.Selain pelinggih pokok, utama mandala juga dilengkapi dengan pesanggrahan agung yang terdiri dari beberapa pengayatan ke pura sad kahyangan seperti pengayatan ke pura sakenan, pura uluwatu,pura batukaru, pura besakih, dan pura batur.
Pelinggih lain yang berada di areal utama adalah jajaran pelinggih hyang ibu, diantaranya adalah hyang ibu agung, ibu meranggi, ibu ngurah, ibu jembrana, ibu bongani, ibu rurung, ibu tameng, ibu pupuan, ibu bandem, ibu taruna, ibu tojan, ibu mekel bukit, ibu klating, ibu tinggi, ibu janggal, ibu prani gata , ibu pasek agung dan ibu sari. Selain beberapa pelinggih, pura tambangan badung juga dilengkapi dengan beberapa buah bale pelengkap, seperti bale semanggen, bale prasanak, bale penganten genah bhatara manik galih, bale gajah, bale pemiodan peranda sinuhun, bale ban, bale pererepan ratu ayu, pewaregan dan lumbung.
Di sisi utara pura, terdapat sebuah palebahan pura yang merupakan linggih ratu ayu saren taman. pelinggih ini merupakan stana ratu ayu mas meketel, ratu mas mereronce, bhatari gayatri dan bhatari gangga.Ada beberapa tradisi unik yang dilaksanakan di pura tambangan badung, diantaranya adalah tradisi tari baris tangklong yang di pentaskan pada waktu penampahan galungan, dan tradisi unik siyat sampian yang dilaksanakan pada waktu manis kuningan . Tujuan dari tradisi unik ini adalah untuk pembersihan mala dan menanamkan jiwa ksatria.
Piodalan di pura tambangan badung didasarkan atas perhitungan pancawara, saptawara dan pawukon, sehingga piodalan akan berulang setiap 210 hari sekali, tepatnya pada wraspati wuku sungsang yang bertepatan dengan sugian jawa. Sedangkan piodalan yang dilaksanakan satu tahun sekali adalah purnamaning kapat yang disebut ngapat dan purnaming kedase bulan april.Berdasarkan lintas sejarah dan kenyataan yang berkembang, pura tambangan badung merupakan pura yang berstatus sebagai pura kahyangan tiga yaitu pura siwa dan pura kerajaan.
Kepustakaan
Darmawan Mataram Monday, 22 September 2008 14:13
0 Response to "PURA TAMBANGAN BADUNG"
Posting Komentar